SPMDKS, KPP

SPMDKS - Gereja Katolik mewajibkan umat yang akan menerima Sakramen Perkawinan untuk mengikuti Kursus Persiapan Perkawinan (KPP).
Gereja Katolik memberikan panduan khusus dalam KPP kepada semua Gereja di seluruh Indonesia karena melihat bahwa Perkawinan Katolik adalah hal sakral yang dilakukan sekali seumur hidup.
Selain itu, perkawinan bukan perkara mudah. Pengenalan akan pasangan pun belum cukup jika hanya bermodalkan pengalaman ketika pacaran. Kesatuan hati dan iman merupakan syarat untuk membangun rumah tangga yang harmonis, rukun, sehat, sejahtera, dan bahagia. Gereja mengupayakannya melalui paket kursus perkawianan yang wajib diikuti oleh para calon pengantin
KPP diharapkan bukan sekadar formalitas bagi setiap pasangan yang ingin menikah. Setelah mengikuti KPP, pasangan dapat lebih memahami dan mempersiapkan kehidupan berumah tangga.
Bekali Aspek-Aspek Kehidupan Rumah Tangga
Maret 2023 Paroki SPMDKS melalui DPP kembali mengelar program rutin mereka yaitu Kursus Persiapan Perkawinan (KPP) Angkatan ke XXV (25) yang mana kegiatan ini ditangani langsung oleh Seksi Bidang Keluarga.
Seksi Bidang Keluarga yang merupakan bagian dari DPP Paroki SPMDKS selama ini terlibat membantu para calon pengantin sebelum memasuki kehidupan perkawinan.
Dalam kegiatan KPP kali ini diikuti oleh 22 calon pasangan diantarannya ada pasangan yang melakukan proses nikah rehab dan juga nikah baru. Pelaksanaan KPP Maret 2023 dimulai dengan Misa pembuka oleh Romo Hengky.
KPP yang diadakan oleh Gereja Katolik bertujuan memberikan ‘bekal’ aspek-aspek dalam kehidupan berumah tangga. Seperti, pengenalan diri tentang pasangan, mengatur keuangan dalam rumah tangga, dan menyadari ekspektasi atau mimpi masing-masing terhadap kehidupan perkawinan.
“KPP penting untuk membantu pasangan yang ingin menikah untuk lebih menyadari bahwa perkawinan terdiri dari banyak komponen dan penyesuaian terhadap kehidupan yang baru,” demikian tegas Romo RD Hengky Ladjar pada sesi pertama KPP.
KPP, tambah nya lagi, membantu pasangan sadar bahwa di dalam perkawinan ada banyak penyesuaian. Dimulai dari diri sendiri, pasangan, bahkan menyesuaikan ekspektasi dengan lingkungan yang baru.
Materi KPP
Materi atau kurikulum KPP diberikan secara serentak oleh Keuskupan, lalu masing-masing Gereja akan membuat tema untuk dibahas lebih rinci.
Secara garis besar, terdapat dua materi yang diberikan.
Pertama; materi teologi yang membahas mengenai kehidupan Perkawinan Katolik.
Kedua; materi psikologi seperti bagaimana mengatur keuangan dalam keluarga, kesehatan reproduksi, komunikasi antarpasangan, kepribadian pasangan.
Gereja SPMDKS memberikan pembelajaran KPP selama dua hari, Jumat hingga Sabtu.
Hari pertama (Jumat, 2 Maret 2023)
Sesi Pertama, dibuka oleh Romo RD Hengky Ladjar dengan Misa bersama pasangan calon pengantin kemudian dilanjutkan membahas tentang kehidupan Perkawinan Katolik, dengan mengambil tema Spiritual dan Moralitas Perkawinan.
Dengan tegas Romo Hengky mengatakan bahwa Perkawinan Katolik adalah bagian dari sakramen dalam gereja yang bersifat :
- Monogami
- Tak terceraikan
- Terbuka bagi keturunan
Sesi Kedua, dilanjutkan oleh saudara Christian Golilea, S.Psi. MM. Petugas dari Kasi Perkawinan dan Perceraian Dinas Catatan Sipil Kabupatem Melawi. Dalam sesi ini berisi penjelasan tentang administrasi, aturan dan pencatatan pernikahan secara legalitas hukum hak kewarganegaraan yang berlaku di pemerintahan.
Sambil diisi beberapa game ringan kepada para peserta KPP dengan bermain test mengenai pengenalan terhadap kepribadian pasangan.
Sesi Ketiga, dilanjutkan dengan Ekonomi Rumah Tangga oleh Bapak, Robertus Robbie, SE. di sesi ini diisi dengan penjelasan-penjelasan bagaimana mengatur keuangan rumah tangga.
Perencanaan dan pengelolaan Ekonomi Rumah Tangga (ERT) merupakan upaya mempertahankan keberlanjutan hidup keluarga. Orang sadar bahwa mereka harus bertanggung jawab atas hidupnya sendiri. Setiap orang harus berupaya memenuhi kebutuhan hidupnya, baik yang sudah dirasakan maupun yang timbul di kemudian hari.
"Sesi ini bukan untuk mengajarkan bagaimana membuka usaha dan menjadi sukses serta menjadi kaya raya, tetapi sesi ini lebih kepada sharing pengelolaan keuangan keluarga." ujar beliau.
Pokok permasalahannya adalah bagaimana dengan segala daya upaya, seseorang “cukup” dapat menjamin hidupnya. Pengertian cukup sangat relative bagi setiap orang. Tidak dapat diukur dengan dengan tersedianya materi yang berlebihan. Tetapi lebih pada adanya kepuasan yang dirasakan oleh yang bersangkutan. Seseorang dapat merasakan kepuasan apabila tidak selalu merasa kekurangan, dan diburuh oleh kebutuhan yang selalu sangat mendesak, yang menjerumuskan mereka ke jalan ber-hutang atau “tutup lobang 2 gali lobang“ karena kurang menyadari perlunya pemisahan antara kebutuhan dan keinginan.
Beliau juga menambahkan "bahwa ekonomi keluarga bukan hanya semata karena usaha dan kerja keras satu orang saja tetapi oleh dua orang (pasangan) selain itu jangan pernah lupa bahwa ada campur tangan Tuhan dalam setiap rejeki yang di dapat dalam keluarga." ujarnya.
Terakhir beliau menyarankan, agar setiap pasangan selalu membangun komunikasi dan saling berdiskusi agar dapat saling tahu apa kekurangan dan kendala ekonomi dalam keluarga. Serta bagaimana perencanaan atau solusi kedepannya untuk permasalahan tersebut.
Sesi Keempat, dibawakan oleh Ibu Yuliana Winarsari, Amd. Keb dengan tema Menyambut Permata Hati. Membahas mengenai apa saja yang harus diketahui pasangan dalam mempersiapakan kehamilan, masa kehamilan sampai dengan kelahiran buah hati. Dengan kata lain adalah kesiapan menjadi ayah dan ibu.
Memiliki anak adalah salah satu TUJUAN Perkawinan Katolik
Tujuan :
- Calon orang tua mengetahui apa yang sedang terjadi serta mempersiapkan diri menghadapi kejadian kejadian penting selama proses kehamilan, persalinan.
- Calon orang tua mempersiapkan diri dalam menghadapi perkembangan, serta melakukan perawatan bayi.
Tiga pokok pikiran dalam mempersiapkan hadirnya anak dalam perkawinan adalah:
- Kehamilan
- Persalinan
- Perkembangan dan Perawatan bayi
Titik berat yang harus di perhatikan menurut Ibu Yuliana Winarsari, Amd. Keb ini adalah peran suami dalam mendukung kehamilan istri, "sangat penting bagi suami untuk bersikap perhatian dan memahami kondisi istri saat hamil. Berbeda dengan sebelum hamil, suasana hati istri saat hamil rentan berubah-ubah. Kondisi fisiknya juga tak setangguh saat istri belum hamil. Ini mengingat bahwa saat hamil terjadi perubahan hormon di tubuh istri. dan waspada terhadap sysdrom baby blues pada ibu setelah melahirkan." pesannya kepada pasangan calon ayah.
Tidak hanya kepada calon ayah, Ibu Yuliana Winarsari, Amd. Keb juga berpesan kepada calon ibu, "agar calon ibu tetap aktif dan merespon setiap perubahan pada fisiknya, komunikasikan pada suami jika merasa ada kelainan, rajin cek up, cukup makan, minum, dan istirahat serta mandi yang bersih."
Demikian materi - materi yang disampaikan oleh para pemateri KPP pada Hari Pertama (Jumat, 2 Maret 2023). Semoga materi-materi yang telah disampaikan oleh para pemateri KPP pada Hari Pertama ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan yang bermanfaat bagi semua peserta dalam mempersiapan rumah tangga katolik kedepannya nanti. Sampai jumpa di sesi selanjutnya! Tuhan Yesus Memberkati.!
Bersambung....... 👉 Hari kedua (Sabtu, 3 Maret 2023)

COMMENTS